Siklon tropis Cempaka yang terjadi pada 27 November 2017 hingga 30 November 2017 lalu telah menimbulkan dampak cuaca ekstrim di beberapa wilayah Indonesisa salah satunya DIY. Siklon Cempaka mengakibatkan hujan lebat disertai angin kencang. Berdasarkan hasil analisis BMKG, curah hujan di Yogyakarta pada 28 November 2017 mencapai 286 mm/hari. Curah hujan yang terjadi tersebut merupakan curah hujan kategori ekstrem yakni diatas 150 mm/hari. Curah hujan yang tinggi dan terjadi selama 3 hari berturut-turut telah mengakibatkan meluapnya sungai-sungai hingga terjadi banjir.
Sungai Oya yang berhulu di Wonogiri, Jawa Tengah dan melintasi Gunung Kidul serta Imogiri tidak muat menampung volume air yang terlalu besar sehingga meluap ke pemukiman penduduk yang dilaluinya.
Selasa, 28 November 2017 Gunung Kidul terkena banjir luapan sungai Oya kemudian menyusul wilayah Imogiri pada siang sore harinya. Sekitar pukul 14.00 WIB jembatan Siluk yang menghubungkan Desa Sriharjo dengan Desa Selopamioro ditutup karena air telah melebihi tinggi jembatan dan diprediksikan masih akan terus bertambah tinggi. Untuk itu, demi keselamatan bersama, jembatan di tutup untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pada pukul 16.00 WIB, banjir semakin meluas dan mengakibatkan longsor di beberapa titik. Banjir dan longsor yang terjadi menyebabkan akses ke Dusun Pengkol, Dusun Sompok, dan Dusun Wunut terisolir. Dusun-dusun tersebut baru dapat diakses pada hari Kamis (30/11/17) setelah dilakukan kerja bakti menyingkirkan material longsoran yang berupa bongkahan batu besar oleh warga dan dibantu anggota TNI. Banjir ini juga menyebabkan Jembatan Gantung Selopamioro terputus yang mengakibatkan Dusun Wunut terisolir. Dusun-dusun lain yang terdampak banjir adalah Dusun Ngrancah, Dusun Dogongan, Dusun Sungapan, Dusun Gondosuli, Dusun Trukan, Dusun Siluk, Dusun Butuh, dan Dusun Lanteng 1. Banjir yang menggenangi pemukiman penduduk mengharuskan mereka dievakuasi ke pengungsian yang lebih aman.
Arba Peduli bersama Dompet Dhuafa ikut serta dalam tanggap bencana banjir di Imogiri. Distribusi obat-obatan ke pengungsian, distribusi nasi bungkus serta distribusi selimut dan baju layak pakai untuk para pengungsi . Selain itu Tim Dompet Dhuafa juga mendirikan dapur umum di Dusun Miri, Sriharjo guna memenuhi kebutuhan konsumsi para pengungsi dan relawan yang bertugas.
Tim Arba Peduli juga turut berpartisipasi dalam kegiatan pasca bencana. Sembako dan alat-alat kebersihan yang dititipkan para donatur kepada Arba Peduli didistribusikan ke beberapa dusun yang membutuhkan. Relawan dari rekan-rekan PBMT Maal Jogja dan Jawa Tengah juga turut berpartisipasi dalam gotong royong membersihkan sisa-sisa banjir di jalan dan di beberapa rumah warga Dusun Lanteng 1 dan Dusun Ngrancah.
Banjir yang tiba-tiba melanda Imogiri juga meninggalkan trauma tersendiri bagi anak-anak dan juga orang dewasa. Untuk itu, Tim Arba Peduli juga melakukan kegiatan trauma healing di beberapa wilayah yaitu Dusun Lanteng 1, Dusun Ngrancah, Dusun Sompok, Dusun Sungapan dan Dusun Dogongan. Dalam kegiatan trauma healing ini, Arba Peduli bekerja sama dengan teman-teman dari Komunitas Dongeng, Komunitas Bantu Berjamaah, Deni Aden, Zarima, dan sebagainya.